kantorbolakantorbolakantorbolakantorbolakantorbola77kantorbola77kantorbola77kantorbola88kantorbola88kantorbola88kantorbola99kantorbola99kantorbola99

Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024) 7

7
Trailer

Nonton Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024) | REBAHIN

Nonton Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024) –Manusia bukan ilmu pasti yang menjamin bahwa “1+1 = 2”. Terinspirasi dari lirik lagu Runtuh yang dibawakan Feby Putri bersama Fiersa Besari, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis jadi film yang memahami kompleksitas tersebut. Ketika batasan benar-salah memudar dan jalan keluar akan masalah tak pernah jelas, sehingga ada kalanya, yang seseorang bisa (dan perlu) lakukan “hanya” menangis.Tari (Prilly Latuconsina) merupakan anggota support group yang ada di bawah koordinasi Nina (Widi Mulia). Mereka rutin berkumpul untuk menuangkan dan mendengarkan luka hati masing-masing. Ada Agoy (Kristo Immanuel) yang menyesal tak menggubris permintaan mendiang ayahnya, hingga Ica (Ummi Quary) yang selalu dituntut tampil ceria oleh lingkaran pertemanannya hanya karena ia berprofesi sebagai komika.

Setumpuk kisah tersebut mungkin tak mendapat eksplorasi (dan memang tidak perlu), tapi eksistensinya diharapkan membuat penonton yang memiliki problematika serupa merasa terwakili, lalu meyakini bahwa mereka bukan anomali.Bagaimana dengan Tari? Dia tinggal bersama kedua orang tuanya, di mana ibu Tari, Devi (Dominique Sanda), kerap jadi korban tindak kekerasan sang suami, Pras (Surya Saputra). Surya Saputra menghidupkan figur antagonis yang mudah kita kutuk perbuatannya. Cara Surya memberatkan tarikan napas tiap amarahnya meledak sampai membuat bicaranya terbata-bata, menyiratkan adanya gangguan emosi dalam diri Pras.Sudah berkali-kali Tari mengajak pergi dari rumah, namun ibunya tetap yakin bahwa rumah tangganya baik-baik saja, dan Pras bakal segera berubah.

Dari situlah naskah buatan Junisya Aurelita, Santy Diliana, Rezy Junio, dan Alim Sudio mulai menggali kompleksitas manusia. Apakah penolakan Devi untuk pergi membuatnya bertanggung jawab atas luka-luka yang Tari alami? Apakah keengganannya meninggalkan Pras adalah bentuk kebodohan? Apakah Devi patut disalahkan?Deretan pertanyaan di atas (menjadi) bukan pertanyaan tertutup yang dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Perlu ada elaborasi lebih lanjut karena kita tengah membicarakan individu beserta segala kerumitannya. Tidak kalah rumit adalah situasi Baskara (Pradikta Wicaksono), karyawan baru di kantor Tari. Di masa mudanya, Baskara dikenal sebagai calon bintang basket potensial yang digadang-gadang bakal mengikuti jejak ayahnya, hingga sebuah kesalahan menghancurkan semuanya.

Jangan lupa untuk selalu cek Film terbaru kami di REBAHIN.